Makna Simbolik Busanabatara Guru Dalam Wayang Wong Gaya Yogyakarta

Authors

  • Suryobintoro Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta Author

Keywords:

Batara Guru, Tata Busana, Wayang Wong Gaya Yogyakarta

Abstract

Wayang merupakan seni pertunjukan yang sangat terkenal dalam berbagai bentuk di kawasan maritim dan daratan Asia Tenggara. Sementara di Indonesia, wayang hadir dalam beberapa bentuk, yakni wayang kulit, wayang golek dan wayang orang. Satu di antara beberapa karakter pewayangan yang mengalami reduksi tersebut adalah Batara Guru atau yang dalam versi pra-Islam disebut di- identifikasikan sebagai Siwa. Siwa sendiri merupakan satu diantara tiga Dewa Trimurti (Wisnu dan Brahma) yang dalam ajaran Hindu merupakan manifest dari Sang Brahman (Tuhan). Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan etnografi. Pendekatan etnografis merupakan pendekatan untuk melihat peristiwa, tidak hanya dilakukan dari segi sejarahnya, secara tertulis dan dokumen yang ada selain itu juga didasarkan pada perfomansi atau yang dihadirkan bagi kita saat ini dan membandingkannya. Batara Guru sebagai penguasa jagad merupakan Dewa yang merajai ketiga dunia, yakni Mayapada (dunia para dewa atau surga), Madyapada (dunia manusia atau bumi), Arcapada (dunia bawah atau neraka). Ia merupakan perwujudan dari dewa Siwa yang mengatur wahyu, hadiah, dan berbagai ilmu. Tata busana wayang wong gaya Yogyakarta yang tertulis di Buku Panduan Tata Busana Wayang Wong Gaya Yogyakarta yang dihimpun oleh K.R.T Suryowisesa. Beberapa elemen yang digunakan pada wayang wong gaya Yogyakarta yang berbahan kain, kulit dan properti seperti dhampar dan lembu Andini. 

Downloads

Published

2024-09-28

Issue

Section

Articles

How to Cite

Makna Simbolik Busanabatara Guru Dalam Wayang Wong Gaya Yogyakarta. (2024). Pramana: Jurnal Hasil Penelitian, 4(2), 201-211. https://journal.mpukuturan.ac.id/index.php/pramana/article/view/325