ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM BANTEN DAKSINA
Abstract
Dalam pelaksanaan upacara agama Hindu atau yajna tidak akan bisa dilepaskan dari penggunaan banten
daksina. Banten daksina merupakan Yajna Patni yang memiliki arti daksina sebagai Saktinya suatu upacara
yajna. Sakti dalam Bahasa Sanskerta berarti kekuatan. Daksina disimbolkan sebagai Sang Hyang Tri Dasa
Sakti atau sebagai simbol dari tiga belas penguasa alam semesta. Peneliti menggunakan Analisis semiotika
dari Roland Barthes dalam banten daksina, yang dimana akan mengulas satu-persatu unsur-unsur yang
terdapat dalam tandingan daksina tersebut. Terdapat 13 unsur yang membentuk tandingan daksina :
Serembeng daksina atau bedogan, Tampak dara sebagai simbol swastika, Benang tetebus, Beras, Base
tampelan, Kelapa yang telah dikupas serabutnya, Telur itik mentah, Bijaratus, Pelawa atau peselan, Kemiri
dan Pangi, Pisang dan tebu iris, Uang kepeng atau Pis bolong dan Canang (bisa canang genten, canang sari,
atau canang raka). Di dalam kitab suci Bhagavadgita sudah dijelaskan bahwa suatu yajna disebut berkualitas
buruk atau Tamasika yajna apabila tanpa daksina dan yajna yang baik adalah yajna yang bersifat Satvika
Yajna.