DINAMIKA PENDIRIAN KREMATORIUM DI KABUPATEN JEMBRANA

Abstract

Penyedia jasa ngaben di krematorium bisa ditemui hampir di setiap Kabupaten di Bali. Hanya di Kabupaten
Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Jembrana yang tidak menyediakan jasa ngaben di krematorium. Terkait
dengan tidak tersedianya jasa ngaben krematorium di Kabupaten Jembrana, maka ketika terdapat warga yang
meninggal dunia akibat penyakit tertentu yang mengharuskan pemakamannya melalui protokol kesehatan
yang ketat, maka dilakukan kremasi di krematorium Kabupaten Bangli. Dinamika dalam proses pendirian
krematorium di Kabupaten Jembrana, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu (1) bahwa terjadinya dinamika
pendirian krematorium disebabkan adanya kurang sosialisasi kepada masyarakat terkait krematorium. (2)
terkait dengan pengelola krematorium. Masyarakat tidak ingin sebuah krematorium yang nantinya berdiri di
Kabupaten Jembrana dikelola oleh pihak luar atau yayasan, harapan masyarakat nantinya krematorium
dikelola oleh desa adat. (3) terkait dengan tempat pendirian krematorium, masyarakat masih memiliki
pemikiran bahwa tidak boleh ada setra lagi pada satu desa adat, kemudian jika setiap orang meninggal semua
di bakar di krematorium, maka apa yang dipendem di setra. (4) modal yang digunakan untuk mendirikan
krematorium sangatlah besar. Dinamika dalam proses perijinan pendirian krematorium di Kabupaten
Jembrana Di awal pengurusan ijin pendirian krematorium, tidak bisa dibilang berjalan lancar. Masih ada
masyarakat yang kurang setuju seperti apa yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Masyarakat tidak
menginginkan adanya dua setra, masyarakat tidak ingin desa pakraman leteh karena adanya lalu lalang mobil
ambulans serta takut menghilangkan eksistensi desa adat. Berkaitan dengan hal tersebut, berbagai solusi
mulai ditawarkan ketua yayasan untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang krematorium yang
akan dibangun. Implikasi pendirian krematorium terhadap kehidupan sosial keagamaan masyarakat hindu di
Kabupaten Jembrana yaitu pada sosial keagamaan dan sosial kebudayaan.