SURYA KANTA VS BALI ADNYANA: SEGREGASI SOSIAL, KEMULTIKULTURAN, RESISTENSI WACANA DOMINAN DAN TRANSFORMASI SOSIAL MASYARAKAT KASTA DI BALI

Authors

  • Made Ferry Kurniawan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja Author
  • Gede Suwindia Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja Author
  • Ni Nyoman Kurnia Wati Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja Author

Keywords:

Surya Kanta, Bali Adnyana, kemultikulturan, kasta, Singaraja.

Abstract

Gerakan transformatif pengkastaan, dimulai di Singaraja, pada tahun 1925. Redaksi surat kabar Surya Kanta menciptakan transfigurasi topologi sosio-politik, khususnya pengkritisan sistem kasta, praksis sosial, budaya dan agama. Dalam sudut pandang lain, resistensi Surya Kanta pada sistem kasta bertujuan untuk menghancurkan tatanan dominasi Tri Wangsa. Kekuasaan mereka (dalam rentang waktu lama), menciptakan hierarki sosial, serta ketidakseimbangan distribusi keadilan. Surya Kanta memegang otoritas untuk memulihkan keteraturan sistem sosial dan mendesak keberadaan otoritas dominan, maka transformasi sosial dari kelompok yang termarginalisasi harus dilakukan, sebagai medium untuk menyadarkan incumbent (Bali Adnyana). riset ini memformulasikan dua rumusan masalah, yakni: a) bagaimana skema segregasi sosial dan konstruksi kemultikulturan dalam kontestasi Surya Kanta versus Bali Adnyana? b) bagaimana skema konstruksi resistensi wacana dominan dan transformasi sosial dari Surya Kanta dalam realitas kasta di Bali? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan intertekstualitas. Intertekstualitas dioperasionalisasikan untuk melakukan eksplorasi pada konstruksi pewacanaan dan resistensi kasta yang dilakukan oleh Surya Kanta di Singaraja pada tahun 1925. Referensi yang memberikan penjelasan tentang pertarungan wacana, antara wacana arus utama (Bali Adnyana) dan wacana pinggiran (Surya Kanta), dikumpulkan secara periodik, melalui berbagai locus, seperti perpustakaan pribadi, artikel atau penelitian relevan dan beberapa sumber pada grey area. Aspek esensial yang ingin ditransformasi dari gerakan intelektual melalui pers Surya Kanta adalah upaya untuk mengubah stratifikasi sosial masyarakat dengan kategorisasi berdasarkan kasta. Disparitas dan distingsi tersebut menyebabkan kehidupan sosial masyarakat terklasifikasi menjadi dua ranah, yakni ranah superior (diisi oleh Tri Wangsa atau tiga kelompok kasta atas, terdiri dari Brahmana, Ksatria dan Weisya) serta ranah inferior (diisi oleh Jaba Wangsa atau kelompok masyarakat bawah, diisi oleh Sudra). Lahirnya Surya Kanta adalah bentuk antitesa atau “wacana tandingan” untuk menggugat konservatisme Bali Adnyana. Keberadaan Surya Kanta selain mengkritisi segregasi sosial (berbasiskan genealogis – kasta), secara esensial juga memiliki tujuan untuk menggugat hegemoni masyarakat Tri Wangsa yang dilegitimasi melalui upacara ngaben (upacara pembakaran jenazah dalam tradisi Hindu di Bali). Kritik Surya Kanta melalui tulisannya, memberikan eksplanasi bahwa, status sosial individu ataupun kelompok tertentu tidak ditunjukkan dari liturgi ataupun genealogi, akan tetapi dari penguasaan ilmu pengetahuan. Publikasi kritis Surya Kanta, membawa kita pada dimensi bahwa, gerakan sosial sudah mengalami transisi, tidak lagi pada ranah benturan fisik, akan tetapi secara tendensius mengarah pada benturan argumentasi ataupun kekuatan nalar

Downloads

Published

2025-06-09

Issue

Section

Articles

How to Cite

SURYA KANTA VS BALI ADNYANA: SEGREGASI SOSIAL, KEMULTIKULTURAN, RESISTENSI WACANA DOMINAN DAN TRANSFORMASI SOSIAL MASYARAKAT KASTA DI BALI. (2025). Widya Dana: Jurnal Penelitian Ilmu Agama Dan Kebudayaan, 3(1), 7-17. https://journal.mpukuturan.ac.id/index.php/widyadana/article/view/960

Similar Articles

1-10 of 42

You may also start an advanced similarity search for this article.