DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL NGABEN KONVENSIONAL DI YAYASAN MEKAR PUSPA WANGI DESA ADAT BULELENG KABUPATEN BULELENG
Keywords:
dampak, perubahan sosial, ngaben konvensionalAbstract
Prinsip masyarakat Hindu khususnya di Bali yang membudayakan manusianya dari lahir hingga menemui
ajalnya. Budaya kematian pada masyarakat hindu biasa disebut Ngaben. Upacara ngaben merupakan bagian
dari pitra yadnya (persembahan bagi leluhur) dan dilandasi oleh pitra Rna (hutang jasa kepada leluhur). Tujuan
ngaben tersebut adalah sebagai proses untuk mempercepat pengembalian unsur-unsur panca maha bhuta
ke asalnya. Upacara ngaben ini juga mempunyai makna untuk membantu perjalanan atman (jiwa) menuju
brahmana. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menggunakan analisa deskriptif kualitatif.
Adapun rangkaian tahapan tersebut adalah mereduksi data, mendisplay data, memverifikasi data dan
menginterpretasi data penelitian. Masyarakat kontemporer secara khusus di Bali kini dihadapkan dengan
masalah yang pelik mengenai ngaben tersebut. Permasalahan ekonomi, sosial, dan budaya membuat
masyarakat beralih kehal yang lebih simple dan instan pada upacara ngaben tersebut. Apalagi dengan adanya
korporate yang menjalankan bisnis yang membuat masyarakat Bali tertarik untuk mengikutinya. Yayasan
Mekar Puspa Wangi Desa Adat Buleleng Kabupaten Buleleng yang biasa disebut petunon tersebut
memberikan kemudahan-kemudahan dalam upacara ngaben tersebut. Kemudahan dari segi material, sosial,
dan tanpa mengurangi makna dari ngaben tersebut. Kini dengan adanya perusahaan jasa kematian yang
mengambil alih tugas pelaksanaan ngaben ini, tugas desa atau banjar pakraman sebagai penyelenggara
upacara keagamaan dan adat, dalam kasus ini, menjadi tidak ada lagi, atau dapat diminimalkan. Munculnya
pelaksanaan ngaben krematorium, tidak bias dilepaskan dari hal-hal yang bersifat krisis di dalam masyarakat.