Transformasi Arsitektur Lumbung Tradisional Menjadi Lumbung Modern di Sembalun Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat
Keywords:
Lumbung, Arsitektur Tradisional, Modernisasi, Identitas Budaya, Sembalun, Pelestarian BudayaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memahami alasan dan dampak perubahan arsitektur lumbung tradisional di Sembalun, Lombok Timur, dalam menghadapi arus modernisasi serta bagaimana transformasi ini memengaruhi makna sosial dan budaya yang melekat pada bangunan tersebut. Lumbung, sebagai bagian penting dari warisan budaya masyarakat Sasak, mengalami pergeseran fungsi dan bentuk seiring dengan perubahan sosial, ekonomi, dan pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung, wawancara mendalam dengan tokoh masyarakat, pemilik lumbung, dan generasi muda, serta dokumentasi visual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan arsitektur lumbung didorong oleh beberapa faktor, antara lain kebutuhan ekonomi masyarakat, meningkatnya daya tarik wisata budaya, serta keinginan untuk mempertahankan keberadaan lumbung dalam bentuk yang lebih modern dan fungsional. Transformasi ini menciptakan bentuk-bentuk baru lumbung yang tidak hanya digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil panen, tetapi juga sebagai akomodasi wisata, tempat usaha, dan ikon budaya lokal. Meskipun terjadi perubahan bentuk fisik, sebagian masyarakat masih mempertahankan nilai-nilai sakral lumbung melalui ritual-ritual seperti pemujaan terhadap Dewi Sri atau Dini dan penghormatan terhadap musim panen. Penelitian ini menegaskan pentingnya upaya pelestarian budaya melalui pendekatan inovatif, dengan tetap memperhatikan nilai-nilai identitas budaya masyarakat. Transformasi arsitektur lumbung dapat menjadi model dalam merancang pelestarian budaya berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan di tengah modernisasi.